Modul 1.3. CGP 11/2024
Dalam Pembelajaran 1
ini kita akan menggali pemahaman kita atas visi. Ingatkah Bapak/Ibu CGP, pada
masa kecil, kita pernah ditanya mengenai cita-cita. Pertanyaan yang sering
diajukan adalah, “Mau jadi apa jika sudah besar?”. Pada masa itu, sebagian
besar dari kita dapat menjawab dengan percaya diri. Kita menjawab dengan
bersemangat tentang profesi yang ingin kita geluti di masa depan. Padahal, kita
belum tahu apakah hal itu dapat dicapai atau tidak. Seperti itulah visi.
Visi itu bagaikan
membayangkan sebuah lukisan lengkap pada kanvas yang masih kosong. Visi juga
dapat diibaratkan sebagai bintang penunjuk arah yang memandu penjelajah untuk
mencapai tujuannya. Visi memang belum terjadi saat ini, namun begitu kuat kita
inginkan untuk terwujud di masa depan. Visi adalah representasi visual kita
akan masa depan. Penggambaran visi yang jelas tentang keadaan di masa depan
dapat membantu kita untuk merencanakan dan menyelaraskan upaya-upaya
mewujudkannya.
Pada tugas ini,
artikulasikanlah nilai-nilai, filosofi, harapan atas murid di sekolah yang
Bapak/Ibu yakini dalam sebuah VISI. Pastikan kalimat-kalimat yang
digunakan memiliki
makna tersendiri bagi Bapak/Ibu secara pribadi sehingga ketika dibaca, kalimat
itu akan menyemangati Bapak/Ibu sendiri, sekaligus menggerakkan hati tiap orang
yang turut membacanya. Lewat kalimat itu, Bapak/Ibu harus menggambarkan
seberapa berharga visi tersebut hingga patut diperjuangkan pencapaiannya.
Soal
1
Kita semua mengenal
“Sumpah Palapa” dari Gajah Mada. Lewat sejarah kita belajar bagaimana kemudian
visi yang Gajah Mada artikulasikan sebagai sumpah tersebut menggerakkan
Kerajaan Majapahit menjadi kerajaan besar di Nusantara. Visi pribadi beliau
begitu kuat, dipercaya, hingga didukung oleh warga dan kerajaannya. Visi itu
menguatkan hatinya, menggerakkan hati semua orang, dan mempersatukan gerak
bersama dalam pencapaiannya. Gajah Mada adalah Mahapatih bukan Raja dari
Kerajaan Majapahit saat itu. Kisah Gajah Mada itu dapat kita tarik ke dalam
konteks guru dan sekolahnya. Guru memang bukan Kepala Sekolah, namun jika visi
seorang guru memiliki makna yang kuat maka visi tersebut berpeluang
menghubungkan hati lebih banyak pihak hingga kemudian mengundang upaya
kolaboratif demi mewujudkannya. Visi seorang guru harus dapat di-amini semua
pihak karena sangat jelas keberpihakannya pada murid.
Nah, ketika kita
sebagai seorang guru membayangkan suatu visi, apakah kita telah menyertakan
gambaran murid ke dalamnya? Sebagai seorang guru, mendidik bukanlah pekerjaan
administratif. Target pekerjaan kita bukan sebuah dokumen, selembar kertas,
atau daftar angka. Mendidik tidak hanya berbicara tentang dimensi waktu
“sekarang”. Sasaran pekerjaan kita adalah manusia. Target pekerjaan kita adalah
pertumbuhan manusia demi manusia. Hasil pekerjaan kita baru akan terlihat saat
manusia ini berkarya di masa depan nanti. Oleh karena itu, memiliki visi
tentang pertumbuhan murid menjadi hal yang sangat penting bagi seorang guru.
Visi yang diharapkan terwujud pada murid Bapak/Ibu di masa depan. Visi mengenai
murid inilah yang nantinya menjadi bintang penunjuk arah bagi guru dalam
menentukan program dan strategi pembelajaran.
Pada kesempatan ini
kita juga akan membayangkan tanggung jawab kita sebagai seorang guru dengan
peran sebagai Guru Penggerak. Kita memiliki peran untuk mengembangkan diri dan
orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah, dan memimpin
pengembangan sekolah. Peran ini memunculkan harapan bahwa ada hal besar yang
kita harapkan dapat kita capai di masa depan.
Sebagai Guru Penggerak kelak, peran kita akan melampaui dinding dan
pintu kelas di mana kita mengajar. Oleh karena itu, Guru Penggerak perlu
mengartikulasikan harapan besar mengenai dirinya, murid, rekan kerja, sekolah,
dan kedigjayaan Indonesia dalam kalimat-kalimat yang sifatnya pribadi, sehingga
paling tidak dapat menggerakkan hatinya, menyemangati dirinya, di tengah
jatuh-bangun perjuangannya kelak.
Untuk membantu
Bapak/Ibu dalam memaknai bagaimana pentingnya visi tentang murid, mari kita
membuat “gambar” yang bertemakan “Imajiku tentang murid di masa depan”. Buatlah
satu gambar mengenai murid yang Bapak/Ibu dambakan 5-10 tahun mendatang.
Sertakan juga dalam gambar itu, lingkungan pembelajaran yang sesuai untuk murid
sebagaimana Bapak/Ibu cita-citakan. Gambarkan situasi murid, peran guru, juga
suasana sekolah sesuai dengan cita-cita Bapak/Ibu. Konsentrasikan diri pada
substansi pesan pribadi Bapak/Ibu bukan pada keindahan gambarnya.
Soal
2
Bagaimana perasaan
Bapak/Ibu setelah membuat “gambar”? Semoga gambar mengenai mimpi tentang murid
dan lingkungan pembelajaran di masa depan ini mendatangkan perasaan bahagia
dalam diri sebagai guru. Gambar yang Bapak/Ibu buat sesungguhnya adalah visi
mengenai layanan dan lingkungan pembelajaran di masa depan yang akan kita
berikan pada murid kita. Ketika kita menggambar visi, maka yang muncul adalah
keyakinan dalam diri untuk mewujudkannya. Akhirnya, kita pun terpacu untuk
melakukan peningkatan kualitas diri serta menguatkan kolaborasi di sekolah agar
terjadi upaya perbaikan dan perubahan berkesinambungan yang diperlukan agar
visi menjadi kenyataan.
Pada kesempatan ini,
marilah merangkai mimpi dalam gambar tersebut ke dalam kata-kata yang lebih
jelas sebagai sebuah visi Bapak/Ibu. Kalimat rumpang dalam paragraf berikut ini
menyediakan panduan untuk menuliskan visi yang telah Bapak/Ibu gambar.
Diharapkan kegiatan ini dapat membantu Bapak/Ibu menyingkap apa yang sebetulnya
telah dan perlu terus diyakini demi kebaikan murid-murid.
Silahkan lengkapi
kalimat rumpang ini dengan sungguh-sungguh sepenuh hati dan pikiran, sehingga
tersusun sebuah paragraf utuh yang dapat menggambarkan visi tentang murid dan
sekolah yang Bapak/Ibu idam-idamkan. Sebuah sekolah yang berpihak pada murid,
dan menuntun murid mengejawantahkan Profil Pelajar Pancasila.
Saya memimpikan
murid-murid yang …………………………
Saya percaya bahwa
murid adalah ………………………
Di sekolah, saya
mengutamakan ……………………
Murid di sekolah
saya sadar betul bahwa ……………………
Saya dan guru lain
di sekolah saya yakin untuk ………………………
Saya dan guru lain
di sekolah saya paham bahwa ……………………………
Your
answer:
Saya memimpikan
murid-murid yang terampil
Saya percaya bahwa
murid adalah seorang yang mandiri dengan
segala potensinya.
Di sekolah, saya
mengutamakan murid saya.
Murid di sekolah
saya sadar betul bahwa mereka terlahir
membawa potensi masing-masing.
Saya dan guru lain
di sekolah saya yakin untuk bisa
membantu mereka.
Saya dan guru lain
di sekolah saya paham bahwa guru harus
mengutamakan murid.
Soal
3
Pada kesempatan ini,
mari kita formulasikan VISI Bapak/Ibu sebagai pendidik. Jadikan kesempatan ini
bermakna pribadi, bukan untuk sekedar memenuhi tagihan centang di LMS
Bapak/Ibu. Gunakan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk kemudian dirumuskan
dalam sebuah VISI:
Apa makna pernyataan
visi bagi Bapak/Ibu?
Apa harapan,
cita-cita Bapak/Ibu untuk murid, rekan pendidik, komunitas sekolah, kehidupan
masyarakat di daerah Bapak/Ibu, dan bangsa-negara Indonesia?
Apa yang selama ini
jadi keyakinan bersama dan menyatukan sekolah kita?
Apa yang diharapkan
menjadi pembeda antara murid di sekolah Bapak/Ibu dengan murid di sekolah lain?
Apa kontribusi orang
dewasa dan para pemangku kepentingan di sekolah kita dalam mewujudkan murid
dengan Profil Pelajar Pancasila?
Susunlah rumusan
VISI Bapak/Ibu dalam kalimat-kalimat yang menggunakan kata bermakna kuat,
spesifik, berorientasi masa depan, menekankan potensi yang ada sehingga khas
menggambarkan murid dan sekolah dalam konteks yang sesuai dengan kenyataan
Bapak/Ibu masing-masing.
Sebagai guru dan
Guru Penggerak, Bapak/Ibu kelak akan terlibat dalam proses menyusun atau menelaah
kembali visi sekolah. Diharapkan, proses belajar dalam modul ini dapat
menguatkan Bapak/Ibu sehingga membantu sekolah melihat pentingnya melibatkan
murid dan komunitas sekolah dalam merumuskan visi sekolah.
Your
answer:
Terwujudnya peserta
didik yang siap berkarya di dunia global sesuai Profil Pelajar Pancasila.
Aku
Melihat Indonesia
Karya: Ir. Soekarno
Jikalau aku berdiri di pantai Ngliyep
Aku mendengar Lautan Hindia bergelora membanting di
pantai Ngliyep itu
Aku mendengar lagu, sajak Indonesia
Jikalau aku
melihat sawah-sawah yang menguning-menghijau
Aku tidak melihat lagi batang-batang padi yang
menguning menghijau
Aku melihat Indonesia
Jikalau aku melihat gunung-gunung
Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Merbabu, Gunung
Tangkuban Perahu, Gunung
Kelebet, dan gunung-gunung yang lain
Aku melihat Indonesia
Jikalau aku
mendengarkan Lagu-lagu yang merdu dari Batak
bukan lagi lagu Batak yang kudengarkan
Aku mendengarkan Indonesia
Jikalau aku
mendengarkan Pangkur Palaran
bukan lagi Pangkur Palaran yang kudengarkan
Aku mendengar Indonesia
Jikalau aku
mendengarkan lagu Olesio dari Maluku
bukan lagi aku mendengarkan lagu Olesio
Aku mendengar Indonesia
Jikalau aku mendengarkan burung Perkutut
menyanyi di pohon ditiup angin yang sepoi-sepoi
bukan lagi aku mendengarkan burung Perkutut
Aku mendengarkan Indonesia
Jikalau aku menghirup udara ini
Aku tidak lagi menghirup udara
Aku menghirup Indonesia
Jikalau aku
melihat wajah anak-anak
di desa-desa dengan mata yang bersinar-sinar
“Pak Merdeka; Pak Merdeka; Pak Merdeka!”
Aku bukan lagi melihat mata manusia
Aku melihat Indonesia
Inkuiri
Apresiatif BAGJA
Pada bagian ini, Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak
akan ditantang untuk menjalankan model manajemen perubahan Inkuiri Apresiatif
BAGJA secara nyata. Sebagai latihan, Anda diminta untuk menjalankan tahapan
BAGJA untuk menghasilkan sebuah rekomendasi perubahan.
Menurut Townsin, inkuiri apresiatif dapat
menyuntikkan energi, harapan dan optimisme ketika kebutuhan untuk perubahan
telah teridentifikasi. Kali ini, sebagai latihan, kita tentukan kebutuhan
perubahan tersebut.
Sebagai pendidik, kita perlu ingat kembali tujuan
pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, bahwa
pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang
“beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab”. Sekarang, berdasarkan pedoman itu, Profil Pelajar Pancasila
diharapkan menjadi pegangan untuk para pendidik di ruang belajar yang lebih
kecil. Profil ini tidak hanya dimiliki oleh murid berprestasi secara akademik
atau murid yang menonjol dalam bakat lainnya, profil pelajar Pancasila ini
diharapkan dimiliki oleh seluruh murid Bapak/Ibu di dalam kelas.
Fokuskan diri Bapak/Ibu untuk menjalankan
B-A-G-J-A tahap demi tahap. Susunlah pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mengungkap hal paling menyenangkan, positif atau menarik yang Bapak/Ibu rasakan
saat berinteraksi dengan murid. Gunakan rubrik di bawah ini untuk memandu
penyusunan pertanyaan dan tindakan di tiap tahapan. Bukalah ruang dialog
bersama murid-murid ini untuk menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai di
tiap tahapan B-A-G-J-A bagi pengembangan diri Bapak/Ibu. Model B-A-G-J-A merupakan
praktik membawakan proses perubahan berbasis kekuatan.
No comments:
Post a Comment