Thursday, October 17, 2024

Modul 1.3. CGP 11/2024

 Modul 1.3. CGP 11/2024


Dalam Pembelajaran 1 ini kita akan menggali pemahaman kita atas visi. Ingatkah Bapak/Ibu CGP, pada masa kecil, kita pernah ditanya mengenai cita-cita. Pertanyaan yang sering diajukan adalah, “Mau jadi apa jika sudah besar?”. Pada masa itu, sebagian besar dari kita dapat menjawab dengan percaya diri. Kita menjawab dengan bersemangat tentang profesi yang ingin kita geluti di masa depan. Padahal, kita belum tahu apakah hal itu dapat dicapai atau tidak. Seperti itulah visi.

 

Visi itu bagaikan membayangkan sebuah lukisan lengkap pada kanvas yang masih kosong. Visi juga dapat diibaratkan sebagai bintang penunjuk arah yang memandu penjelajah untuk mencapai tujuannya. Visi memang belum terjadi saat ini, namun begitu kuat kita inginkan untuk terwujud di masa depan. Visi adalah representasi visual kita akan masa depan. Penggambaran visi yang jelas tentang keadaan di masa depan dapat membantu kita untuk merencanakan dan menyelaraskan upaya-upaya mewujudkannya.

Pada tugas ini, artikulasikanlah nilai-nilai, filosofi, harapan atas murid di sekolah yang Bapak/Ibu yakini dalam sebuah VISI. Pastikan kalimat-kalimat yang

digunakan memiliki makna tersendiri bagi Bapak/Ibu secara pribadi sehingga ketika dibaca, kalimat itu akan menyemangati Bapak/Ibu sendiri, sekaligus menggerakkan hati tiap orang yang turut membacanya. Lewat kalimat itu, Bapak/Ibu harus menggambarkan seberapa berharga visi tersebut hingga patut diperjuangkan pencapaiannya.

 

Soal 1

Kita semua mengenal “Sumpah Palapa” dari Gajah Mada. Lewat sejarah kita belajar bagaimana kemudian visi yang Gajah Mada artikulasikan sebagai sumpah tersebut menggerakkan Kerajaan Majapahit menjadi kerajaan besar di Nusantara. Visi pribadi beliau begitu kuat, dipercaya, hingga didukung oleh warga dan kerajaannya. Visi itu menguatkan hatinya, menggerakkan hati semua orang, dan mempersatukan gerak bersama dalam pencapaiannya. Gajah Mada adalah Mahapatih bukan Raja dari Kerajaan Majapahit saat itu. Kisah Gajah Mada itu dapat kita tarik ke dalam konteks guru dan sekolahnya. Guru memang bukan Kepala Sekolah, namun jika visi seorang guru memiliki makna yang kuat maka visi tersebut berpeluang menghubungkan hati lebih banyak pihak hingga kemudian mengundang upaya kolaboratif demi mewujudkannya. Visi seorang guru harus dapat di-amini semua pihak karena sangat jelas keberpihakannya pada murid.

Nah, ketika kita sebagai seorang guru membayangkan suatu visi, apakah kita telah menyertakan gambaran murid ke dalamnya? Sebagai seorang guru, mendidik bukanlah pekerjaan administratif. Target pekerjaan kita bukan sebuah dokumen, selembar kertas, atau daftar angka. Mendidik tidak hanya berbicara tentang dimensi waktu “sekarang”. Sasaran pekerjaan kita adalah manusia. Target pekerjaan kita adalah pertumbuhan manusia demi manusia. Hasil pekerjaan kita baru akan terlihat saat manusia ini berkarya di masa depan nanti. Oleh karena itu, memiliki visi tentang pertumbuhan murid menjadi hal yang sangat penting bagi seorang guru. Visi yang diharapkan terwujud pada murid Bapak/Ibu di masa depan. Visi mengenai murid inilah yang nantinya menjadi bintang penunjuk arah bagi guru dalam menentukan program dan strategi pembelajaran.

 

Pada kesempatan ini kita juga akan membayangkan tanggung jawab kita sebagai seorang guru dengan peran sebagai Guru Penggerak. Kita memiliki peran untuk mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah, dan memimpin pengembangan sekolah. Peran ini memunculkan harapan bahwa ada hal besar yang kita harapkan dapat kita capai di masa depan.  Sebagai Guru Penggerak kelak, peran kita akan melampaui dinding dan pintu kelas di mana kita mengajar. Oleh karena itu, Guru Penggerak perlu mengartikulasikan harapan besar mengenai dirinya, murid, rekan kerja, sekolah, dan kedigjayaan Indonesia dalam kalimat-kalimat yang sifatnya pribadi, sehingga paling tidak dapat menggerakkan hatinya, menyemangati dirinya, di tengah jatuh-bangun perjuangannya kelak.

 

Untuk membantu Bapak/Ibu dalam memaknai bagaimana pentingnya visi tentang murid, mari kita membuat “gambar” yang bertemakan “Imajiku tentang murid di masa depan”. Buatlah satu gambar mengenai murid yang Bapak/Ibu dambakan 5-10 tahun mendatang. Sertakan juga dalam gambar itu, lingkungan pembelajaran yang sesuai untuk murid sebagaimana Bapak/Ibu cita-citakan. Gambarkan situasi murid, peran guru, juga suasana sekolah sesuai dengan cita-cita Bapak/Ibu. Konsentrasikan diri pada substansi pesan pribadi Bapak/Ibu bukan pada keindahan gambarnya.

 


Soal 2

Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah membuat “gambar”? Semoga gambar mengenai mimpi tentang murid dan lingkungan pembelajaran di masa depan ini mendatangkan perasaan bahagia dalam diri sebagai guru. Gambar yang Bapak/Ibu buat sesungguhnya adalah visi mengenai layanan dan lingkungan pembelajaran di masa depan yang akan kita berikan pada murid kita. Ketika kita menggambar visi, maka yang muncul adalah keyakinan dalam diri untuk mewujudkannya. Akhirnya, kita pun terpacu untuk melakukan peningkatan kualitas diri serta menguatkan kolaborasi di sekolah agar terjadi upaya perbaikan dan perubahan berkesinambungan yang diperlukan agar visi menjadi kenyataan.

 

Pada kesempatan ini, marilah merangkai mimpi dalam gambar tersebut ke dalam kata-kata yang lebih jelas sebagai sebuah visi Bapak/Ibu. Kalimat rumpang dalam paragraf berikut ini menyediakan panduan untuk menuliskan visi yang telah Bapak/Ibu gambar. Diharapkan kegiatan ini dapat membantu Bapak/Ibu menyingkap apa yang sebetulnya telah dan perlu terus diyakini demi kebaikan murid-murid.

 

Silahkan lengkapi kalimat rumpang ini dengan sungguh-sungguh sepenuh hati dan pikiran, sehingga tersusun sebuah paragraf utuh yang dapat menggambarkan visi tentang murid dan sekolah yang Bapak/Ibu idam-idamkan. Sebuah sekolah yang berpihak pada murid, dan menuntun murid mengejawantahkan Profil Pelajar Pancasila.

 

Saya memimpikan murid-murid yang …………………………

Saya percaya bahwa murid adalah ………………………

Di sekolah, saya mengutamakan ……………………

Murid di sekolah saya sadar betul bahwa ……………………

Saya dan guru lain di sekolah saya yakin untuk ………………………

Saya dan guru lain di sekolah saya paham bahwa ……………………………

 

Your answer:

Saya memimpikan murid-murid yang terampil

Saya percaya bahwa murid adalah seorang yang mandiri dengan segala potensinya.

Di sekolah, saya mengutamakan murid saya.

Murid di sekolah saya sadar betul bahwa mereka terlahir membawa potensi masing-masing.

Saya dan guru lain di sekolah saya yakin untuk bisa membantu mereka.

Saya dan guru lain di sekolah saya paham bahwa guru harus mengutamakan murid.

 

 

Soal 3

Pada kesempatan ini, mari kita formulasikan VISI Bapak/Ibu sebagai pendidik. Jadikan kesempatan ini bermakna pribadi, bukan untuk sekedar memenuhi tagihan centang di LMS Bapak/Ibu. Gunakan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk kemudian dirumuskan dalam sebuah VISI:

 

Apa makna pernyataan visi bagi Bapak/Ibu?

Apa harapan, cita-cita Bapak/Ibu untuk murid, rekan pendidik, komunitas sekolah, kehidupan masyarakat di daerah Bapak/Ibu, dan bangsa-negara Indonesia?

Apa yang selama ini jadi keyakinan bersama dan menyatukan sekolah kita?

Apa yang diharapkan menjadi pembeda antara murid di sekolah Bapak/Ibu dengan murid di sekolah lain?

Apa kontribusi orang dewasa dan para pemangku kepentingan di sekolah kita dalam mewujudkan murid dengan Profil Pelajar Pancasila?

Susunlah rumusan VISI Bapak/Ibu dalam kalimat-kalimat yang menggunakan kata bermakna kuat, spesifik, berorientasi masa depan, menekankan potensi yang ada sehingga khas menggambarkan murid dan sekolah dalam konteks yang sesuai dengan kenyataan Bapak/Ibu masing-masing.

 

Sebagai guru dan Guru Penggerak, Bapak/Ibu kelak akan terlibat dalam proses menyusun atau menelaah kembali visi sekolah. Diharapkan, proses belajar dalam modul ini dapat menguatkan Bapak/Ibu sehingga membantu sekolah melihat pentingnya melibatkan murid dan komunitas sekolah dalam merumuskan visi sekolah.

 

Your answer:

Terwujudnya peserta didik yang siap berkarya di dunia global sesuai Profil Pelajar Pancasila.





Aku Melihat Indonesia

Karya: Ir. Soekarno

 

Jikalau aku berdiri di pantai Ngliyep

 

Aku mendengar Lautan Hindia bergelora membanting di pantai Ngliyep itu

Aku mendengar lagu, sajak Indonesia

 

 Jikalau aku melihat sawah-sawah yang menguning-menghijau

Aku tidak melihat lagi batang-batang padi yang menguning menghijau

Aku melihat Indonesia

 

Jikalau aku melihat gunung-gunung

Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Merbabu, Gunung Tangkuban Perahu, Gunung

Kelebet, dan gunung-gunung yang lain

Aku melihat Indonesia

 

 Jikalau aku mendengarkan Lagu-lagu yang merdu dari Batak

bukan lagi lagu Batak yang kudengarkan

Aku mendengarkan Indonesia

 

 Jikalau aku mendengarkan Pangkur Palaran

bukan lagi Pangkur Palaran yang kudengarkan

Aku mendengar Indonesia

 

 Jikalau aku mendengarkan lagu Olesio dari Maluku

bukan lagi aku mendengarkan lagu Olesio

Aku mendengar Indonesia

 

Jikalau aku mendengarkan burung Perkutut

menyanyi di pohon ditiup angin yang sepoi-sepoi

bukan lagi aku mendengarkan burung Perkutut

Aku mendengarkan Indonesia

 

Jikalau aku menghirup udara ini

Aku tidak lagi menghirup udara

Aku menghirup Indonesia

 

 Jikalau aku melihat wajah anak-anak

di desa-desa dengan mata yang bersinar-sinar

“Pak Merdeka; Pak Merdeka; Pak Merdeka!”

Aku bukan lagi melihat mata manusia

Aku melihat Indonesia

###



Inkuiri Apresiatif BAGJA

Pada bagian ini, Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak akan ditantang untuk menjalankan model manajemen perubahan Inkuiri Apresiatif BAGJA secara nyata. Sebagai latihan, Anda diminta untuk menjalankan tahapan BAGJA untuk menghasilkan sebuah rekomendasi perubahan.

Menurut Townsin, inkuiri apresiatif dapat menyuntikkan energi, harapan dan optimisme ketika kebutuhan untuk perubahan telah teridentifikasi. Kali ini, sebagai latihan, kita tentukan kebutuhan perubahan tersebut.

 

Sebagai pendidik, kita perlu ingat kembali tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, bahwa pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang “beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”. Sekarang, berdasarkan pedoman itu, Profil Pelajar Pancasila diharapkan menjadi pegangan untuk para pendidik di ruang belajar yang lebih kecil. Profil ini tidak hanya dimiliki oleh murid berprestasi secara akademik atau murid yang menonjol dalam bakat lainnya, profil pelajar Pancasila ini diharapkan dimiliki oleh seluruh murid Bapak/Ibu di dalam kelas.

 

Fokuskan diri Bapak/Ibu untuk menjalankan B-A-G-J-A tahap demi tahap. Susunlah pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengungkap hal paling menyenangkan, positif atau menarik yang Bapak/Ibu rasakan saat berinteraksi dengan murid. Gunakan rubrik di bawah ini untuk memandu penyusunan pertanyaan dan tindakan di tiap tahapan. Bukalah ruang dialog bersama murid-murid ini untuk menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai di tiap tahapan B-A-G-J-A bagi pengembangan diri Bapak/Ibu. Model B-A-G-J-A merupakan praktik membawakan proses perubahan berbasis kekuatan.

 











No comments:

Post a Comment